Saya tak pernah tahu apa itu namanya salahnya untuk ingin mati, namun saat ini saya sudah tahu. Perasaan itu segera membuat saya ingin mati waktu itu juga, anak sayang masih sangat kecil..
Jadi ceritanya beberapa bln. yang lalu kantor saya bakal mengadakan acara besar yang bikin saya harus menyiapkan untuk acara setiap malam rumah kantor. Untungnya mertuaku bakal menolong menjaga saya baru 2 th., suami saya juga bisa pergi rumah ibu setiap hari saat pulang pergi anak saya, saya juga begitu tenang.
Namun, 1 minggu sebelumnya kantor acara, kata kakak iparnya diluar kota ada wafat, hingga dia harus pergi kesana. Saya jelas memahami hal semacam ini, namun saya juga bingung yang ingin melihat anak saya. Pada saat ini, sepupu saya menyampaikan dia bersedia untuk menolong saya menjaga anak saya. Ia membuka salon, namun baru-baru sepi salon, hingga hari dia dapat menolong saya melindungi anak saya sesudah suami saya pulang kerja, dia bakal menjemputnya disana.
30-an sepupu serta belum menikah, bahkan ia tak mempunyai pengalaman ngurus anak, namun karena tak ada pilihan lain, akhirnya saya setuju. Untungnya anak saya taat, dia hanya seperti bermain iPad serta bebrapa photo dirinya, hingga tidaklah terlalu susah untuk merawatnya.
Kantor hari sebelum acara, kita mesti menyelesaikan persiapan hingga dini hari, namun waktu itu saya tak kembali suami saya serta anak tanah liat. Saat saya ingin menelepon suami saya untuk datang untuk menahan saya sudah tertidur pulas, bau nya bir serta plastisitas begitu lelah. Suami saya menjelaskan sepupu membawa anak saya pergi ke rumah teman untuk bermain dengan anak-anaknya, hingga anak-anak tidak mau pulang.
Saya senang mendengarnya, walau akhir-akhir ini saya sibuk serta capek, namun suami saya harus bekerja serta mengurus anak-anak juga lebih lelah. Pada waktu itu saya menginginkan memberitahukan suami saya cepat pergi mandi serta istirahat, ternyata dia telah tertidur di sofa, saya fikir dia harus benar-benar capek.
Akhirnya saya mulai beresin barang-barang saya, saya miliki saya pengisian daya baterai iPad jadi besok yang bisa dipakai untuk bermain lagi. Saat saya kembali isi iPadnya, saya sembari memikirkan apa yang sudah saya download sebagian film lagi untuk dia ya.. Lalu saya kepikir, anak saya menyukai photo, saya ingin lihat dia setiap jenis photo..
Namun ketika saya buka album photo... Saya cuma dapat diam dan terkejut..
Dalam album, banyak photo serta video pendek yang berantakan tak jelas. Ada tempat tinggal video ruangan tamu sofa sepupu serta bunga serta seorang pria.. Dalam video yg tidak terang kalau ada seseorang pria serta seorang wanita..., sesaat anak saya ditinggalkan sendirian di sisi. Diluar itu, dua lelaki, saya tahu terang betul-betul!!!
Ketika itu saya tidak paham apa yang saya masih hidup atau tak, dada saya seperti jam dipukuli serta saya terasa susah untuk bernapas.
Saya mencoba untuk bertahan hidup serta memanggil sepupu saya di chat.
" Saya dapat tidur? "
" Belum, pada suami-Mu hingga rumah sudah? "
Saya tak menjawab, saya segera kirim foto.
Dia dengan cepat menjawab, " Anda...... .. "
" Kau tidak tahu itu benar-benar memalukan! " Saya membalas.
Lalu sepupu saya menjawab dengan begitu panjang, " Karena Anda sudah mengetahui, jadi itu baik-baik saja, dari kecil Anda hidup lebih baik dari saya, nilai Anda juga tambah baik, Anda tak bagus serta suami yang baik, saat ini Anda cuma merasakan benar nama yg tidak baik? saya ketahui Anda demikian baik, saya telah sharing suamimu 2 epidemi! saya juga tak takut Anda ketahui, bahkan juga bagus. saya pergi tidur dahulu! "
Saya di besarkan dengan sepupu saya lantaran ibunya wafat serta dia tinggal dengan saya, saya selalu berpikir dia cici saya yang sesungguhnya. Saya gemetar serta tak dapat menjawab apa-apa.
Lalu saya mendengar nada suami saya hp, ia segera masuk ruang dia memeluk saya serta meminta maaf, namun lalu saya menampar suami saya segera berkata, " Janganlah keterlaluan, kita bisa bicara gua lu perlahan, tak takut! "
Ketika itu, saya tak yakin pada apa-apa lagi. Saya mencintainya sepanjang bertahun-tahun serta ingin bersama untuk hidup, namun ternyata...
Esok harinya, saya tak pergi ke acara kantor serta segera mengurusi surat cerai. Saya tak ngambil satu item tunggal dari tempat tinggal, saya hanya mengambil anak saya pergi ke bungalow dari perusahaan saya. Saya mengharapkan untuk anak saya, berjuang seorang ibu yang baik. Saya menginginkan mati hanya menulis, anak sayang masih sangat kecil!!