Ayah Ini Sengaja Membiarkan Putri 17 Tahunnya Mabuk! Setelah Putrinya Sadar, Apa yang Dia Lihat Sangat Mengejutkannya!!

Ada sebuah berita yang pernah viral dibicarakan mengenai seseorang ayah yang sengaja membiarkan putrinya mabuk. Bukan dengan maksud jahat, namun lantaran banyak hal. Yuk kita simak ceritanya :

Seorang putri berusia 17 th. sengaja dibiarkan mabuk oleh ayahnya sendiri, namun netizen menjawab, " Ayah seperti ini patut diacungkan jempol! "

Menurut legenda, seorang putri yaitu pasangan hidup ayahnya jaman dulu, oleh karena itu seorang yang menjadi ayah biasanya tentu sangat mencintai putrinya.

Seorang ayah akan cemas dengan putrinya makan apa, pakai baju apa, siapa pria yang bakal menggandengnya, dan sebagainya.

Seorang netizen ini membagikan kisah ayahnya yang mengajarkannya bagaimana melindungi diri sendiri dengan membiarkan dia mabuk.

Waktu dia masuk usia remaja, dia sering sekali memberontak serta tidak mendengarkan kata kata ayahnya. Pernah satu hari, dia pulang tengah malam dalam kondisi mabuk dan itu mengkhawatirkan ayahnya.

Lusanya, ayahnya membawa dia pergi ke bar ­ untuk minum ­ minum.

Putrinya yang heran sempat menolak, namun ayahnya hanya menjawab, "Tidak apa putriku, minumlah sepuas kamu… Nanti ayah yang bawa pulang"

Putrinya juga tidak mau menolak lagi, apa saja yang dapat dia minum akan dia minum, sampai di bar ke­3 dia sudah tidak sadarkan diri.

Besok harinya, begitu dia bangun, dia menemukan sebuah surat yang bertuliskan,

"Putriku, kamu ingat kemarin kamu minum seberapa banyak baru mabuk? Totalnya 2 bir heiniken, serta 5 gelas Shoot, itu batasanmu. Dunia ini penuh dengan orang jahat, ayah tidak bisa melindungimu selamanya… Jadi ingat kamu harus tahu batasanmu, ingat bagaimana melindungi dirimu sendiri serta ayah sangat percaya, kamu bisa melakukannya." 


Melihat surat ayahnya itu, dia langsung menangis tersentuh. Dia tahu orangtuanya sangat khawatir dengan dirinya, namun karna usia remajanya yang bikin dirinya ingin keluar bebas, dia pastinya akan memberontak serta tidak ingin mendengarkan bila orangtuanya memarahi atau menasehatinya.

Namun cara ayah ini mengajarinya, selain mencoba mengerti posisinya, ayahnya juga mempratekkan dengan apa yang terjadi bila dia melewati batas.

Karena terlalu tersentuh, dia pada akhirnya menceritakan kisah ayahnya yang membiarkan dia mabuk namun sekaligus mengajarinya betapa jahatnya dunia ini.

Ceritanya ini memperoleh banyak tanggapan yang sangat positif, bahkan juga banyak yang termotivasi juga!

Seorang ayah, tentunya ingin melindungi anak ­ anaknya. Banyak hal yang sebenarnya orang-tua tidak mau katakan pada anaknya supaya anaknya tidak perlu tahu, maka dari itu mereka sering menggunakan peraturan yang keras untuk mengatur anaknya.

Namun ingat, sebagai anak, apalagi di saat remajamu ini, jangan Katakan 10 kalimat ini pada orangtuamu!

I. Sudah, sudah, sudah! Cerewet banget sih! (Sadarlah, " cerewet " orangtuamu yaitu satu kebahagiaan)

II. Ada apa? Gak ada apa ­ apa kan? Ya udah tutup ya. (orangtua hanya ingin mendengarkan suaramu saja, terkadang kita memang tidak tahu maksud mereka, namun biarlah mereka yang menutup telepon)

III. Aku bilang juga kamu tidak ngerti, dah tidak usah nanya! (padahal mereka hanya punya tujuan bercerita serta mengerti duniamu)

IV. Udah disebut berapakah kali jangan buat, masih di buat, jelek lagi! (Ada banyak hal yang karena efek usia, hasilnya sudah tidak sebaik yang dulu lagi, namun kata ­ katamu, mungkin bukan menghancurkan karyanya, namun hatinya)

V. Duh! Itu kan udah kuno banget! (saran orang-tua memang mungkin tak bisa dipakai di zaman sekarang lagi, namun cobalah dengarkan)

VI. Jangan bereskan kamarku kenapa sih? Saat ini kan barang ­ barangku jadi hilang semua! (Terkadang mereka bereskan kamar kita ya karena kita tidak bereskan kamar)

VII. Aku mau makan apa aku ambil sendiri aja, jangan bantu aku ambil (mereka hanya ingin mengekspresikan cinta mereka dengan mengambilkan kamu makan. Tidak ada salahnya toh! Bersyukurlah…)

VIII. Jangan makan sayur sisa lagi, mengapa gak pernah dengar sih!? (Itu kebiasaan mereka, yang sudah terbentuk berpuluh ­ puluh th., mengertilah…)

IX. Aku punya prinsip aku sendiri, udah jangan bilang lagi, nyebelin!

X. Barang ­ barang ini gak diperlukan lagi ngapaen sih ditumpuk disini!

Sumber: cerpen.co.id
close
close